Home » » Sejarah Cerita Pendek (Cerpen)

Sejarah Cerita Pendek (Cerpen)

Sejarah Cerita Pendek (Cerpen)



Pernahkah sobat mendengar ungkapan tak kenal maka tak sayang. Ya, admin yakin sobat sudah pernah mendengarnya, entah dari percakapn sehari-hari, dari buku bacaan, atau dari media cetak maupun elektronik. Makna dari ungkapan itu kurang lebih ialah sebelum kita melakukan atau mendalami sesuatu kita terlebih dahulu harus mengenalnya. Kalau kita sudah mengenalnya, boleh jadi dengan berjalannya waktu hati kita akan menaruh simpati yang lebih daripada sebelum kita mengenalnya.

Begitu juga dengan cerpen (cerita pendek). Sebelum membuat cerpen, alangkah baiknya sobat lebih dulu mengenal sejarah awal mula adanya cerpen. Diharapkan dengan sobat tahu dan mengerti awal mulanya maka sobat lebih tertarik lagi untuk segera membuat cerpen. Mari kita simak bersama sejarah terbentuknya cerpen.

Cerita pendek berawal dari tradisi cerita lisan (tutur) yang menghasilkan kisah atau cerita terkenal seperti Odyssey karya Homer. Kisah tersebut awalnya disampaikan dalam bentuk puisi berirama (irama disini berfungsi agar orang-orang mengingat cerita yang disampaikan).

Jenis kisah atau cerita yang pertama kali diketahui dalam sejarah adalah Fabel. Yaitu cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai dan pesan-pesan moral, yang diperkenalkan pertama kali oleh seorang budak dari Yunani bernama Aesop pada abad ke 6 SM. Akan tetapi dalam perkembangannya istilah fabel ini berubah, terutama di Indonesia, istilah fabel diartikan sebagai cerita yang berkaitan dengan dunia binatang, contohnya cerita Si Kancil, dan lainnya.

Pada awal abad ke 14 di benua Eropa tradisi cerita lisan ini mulai dikembangkan menjadi cerita tertulis, terutama dengan diterbitkannya karya Geofrey Chaucer berjudul Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio berjudul Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah yang terdiri dari anekdot lucu dan fiksi sastra.

Kemudian pada pertengahan abad 17 di Perancis terjadi perkembangan penulisan novel pendek bernama “Nouvelle”, oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Ketika itu dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan. Hingga titik puncaknya ketika diterbitkannya terjemahan modern pertama kisah Seribu Satu Malam karya Antoine Galland yang menimbulkan pengaruh besar terhadap cerita-cerita pendek di Eropa.

Kalau kita tarik kesimpulannya dari tulisan diatas bahwasanya sejarah awal mulanya cerpen ialah berasal dari tradisi cerita lisan tentang dongeng-dongeng tradisional, anekdot, dan sejenisnya yang mengandung pesan-pesan moral. Kemudian dari tradisi lisan ini berkembang ke tradisi penulisan. Jadilah kisah-kisah yang tadinya hanya diceritakan melalui media suara kini diganti dengan tradisi tulis. Sehingga berkembanglah penerbit-penerbit buku khususnya yang menerbitkan cerpen.

Bagaimana apakah sobat tertarik untuk menulis cerpen?. Bukankah di negeri kita ini begitu banyak dongeng-dongeng yang disampaikan oleh orang tua kita melalui tradisi lisan? Dan sekaranglah saatnya bagi sobat untuk menuliskan kembali dongeng-dongeng itu menjadi sebuah cerpen yang menarik dan berkualitas. Tentunya ditambahi dengan imajinasi dan kreatifitas dari sobat sekalian.

Diramu dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

Sugeng Rawuh Poro Sedulur

Terima Kasih Sudah Meluangkan Sedikit Waktu Anda untuk Mengunjungi Blog Ini

Popular Posts

Powered by Blogger.