Revolusi Berpikir Tingkatkan Kepribadian
Pikiran
kita pada dasarnya akan membentuk mentalitas serta kepribadian diri
secara umum. Untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, seseorang harus
menata pikirannya dan menjernihkan hatinya. Kita harus berani melakukan
revolusi berpikir jika mengetahui ada sesuatu yang salah kaprah.
Namun pada kenyataannya, perbuatan yang secara sadar telah kita pahami sebagai kesalahan justru semakin berkembang dikalangan masyarakat akibat tumpulnya mata hati dan lemahnya akal pikiran.Ambil contoh, ketika seseorang telah memberikan nilai tinggi terhadap suatu barang yang ingin dimiliki dan sepertinya sulit didapat, akan timbul hasrat dan godaan untuk memilikinya dengan cara apa pun; walaupun harus dengan mencurinya. Ia sudah tidak memikirkan akibat sesduahnya, ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Yang penting ia sudah puas telah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Inilah sifat dasar manusia yang tidak jarang menimbulkan permasalahan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan ego, emosi dan keinginan untuk merebut hak orang lain. Sifat dasar manusia hanya merusak, itulah yang diingatkan oleh para malaikat ketika Tuhan akan menjadikan manusia sebagai kholifah di muka bumi. Namun, apakah sifat dasar yang merusak itu tidak bisa dirubah menjadi sifat dasar yang memberikan manfaat kepada sesama? Sangat bisa, buktinya Tuhan malah membela kita, manusia, dari pada pernyataan malaikat yang mendiskreditkan sifat manusia. Tuhan menjawab, Aku lebih tahu sedangkan kalian (malaikat) tidak mengetahui -dibalik penciptaan manusia-.
Oleh karenanya, apakah kita ingin menjadi golongan manusia yang merusak ataukah golongan manusia yang bermanfaat. Sudah selayaknya kita merevolusi pikiran kita, merevlusi hati kita, merevolusi mental kita, karena Tuhan sudah membela kita dihadapan para malaikat.
Namun pada kenyataannya, perbuatan yang secara sadar telah kita pahami sebagai kesalahan justru semakin berkembang dikalangan masyarakat akibat tumpulnya mata hati dan lemahnya akal pikiran.Ambil contoh, ketika seseorang telah memberikan nilai tinggi terhadap suatu barang yang ingin dimiliki dan sepertinya sulit didapat, akan timbul hasrat dan godaan untuk memilikinya dengan cara apa pun; walaupun harus dengan mencurinya. Ia sudah tidak memikirkan akibat sesduahnya, ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Yang penting ia sudah puas telah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Inilah sifat dasar manusia yang tidak jarang menimbulkan permasalahan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan ego, emosi dan keinginan untuk merebut hak orang lain. Sifat dasar manusia hanya merusak, itulah yang diingatkan oleh para malaikat ketika Tuhan akan menjadikan manusia sebagai kholifah di muka bumi. Namun, apakah sifat dasar yang merusak itu tidak bisa dirubah menjadi sifat dasar yang memberikan manfaat kepada sesama? Sangat bisa, buktinya Tuhan malah membela kita, manusia, dari pada pernyataan malaikat yang mendiskreditkan sifat manusia. Tuhan menjawab, Aku lebih tahu sedangkan kalian (malaikat) tidak mengetahui -dibalik penciptaan manusia-.
Oleh karenanya, apakah kita ingin menjadi golongan manusia yang merusak ataukah golongan manusia yang bermanfaat. Sudah selayaknya kita merevolusi pikiran kita, merevlusi hati kita, merevolusi mental kita, karena Tuhan sudah membela kita dihadapan para malaikat.
Judul Artikel : Revolusi Berfikir
sumber: http://www.syaifulmaghsri.com/artikel-bioenergi/revolusi-berpikir-tingkatkan-kepribadian/
Label:
Catatanku